Proses Daur
Ulang dengan
Teknologi Daur Ulang Skrap Besi/Baja
Skrap besi/baja
umumnya telah tercampur dengan logam lain saat proses daur ulang karena sulit
dipisahkan. Ditambah lagi, banyaknya penggunakan pelapisan pada baja oleh Cr,
Ni, Zn, Al, dan lain-lain untuk memenuhi suatu fungsi tertentu; seperti
ketahanan korosi, keindahan, dan lain sebaginya. Penambahan Pb dilakukan untuk
memperbaiki sifat permesinannya. Pada baja yang diperkuat, sering ditambahkan
unsur-unsur lain seperti Ti, Cr, Ni, Co, V, dan W. Sementara itu, teknologi
pengeliminasi unsur-unsur pengotor ini masih belum banyak diketahui, sehingga
baja atau besi cor yang dihasilkan kurang memenuhi standar yang diharapkan.
Misalnya keberadaaan Al dan Zn yang tidak terkontrol dapat menimbulkan pin hole
yang sangat merusak hasil cor. Keberadaan Cu akan mengakibatkan hasil cor pecah
atau menimbulkan crack pada permukaan baja yang mengalami perlakuan panas
karena perbedaan titik leleh Cu dengan baja.
Pengeliminasian
unsur-unsur pengotor dengan metoda bubbling (meniupkan udara dalam cairan
logam) telah lama diketahui. Dengan bubbling udara atau O2, unsur-unsur yang
memiliki kemampuan oksidasi diatas FeO seperti Si, Mn, B, Al lebih mudah
dihilangkan daripada unsur-unsur yang memiliki kemampuan oksidasi di bawahnya
seperti Pb, Cu, Ni, dan Co.
Pemurnian Zn, unsur Zn mudah hilang dengan
penguapan, sedangkan Al dapat dipisahkan dengan efektif melalui oksidasi dengan
O2. Pengoptimalan bubbling akan meningkatkan kecepatan pembersihan Zn, dan
pengecilan gelembung-gelembung udara bubbling akan mempercepat proses oksidasi pada
pembersihan Al. Namun demikian, di samping waktu prosesnya yang lama, metoda
ini hanya dapat mengeliminasi unsur-unsur tertentu saja tergantung sifat reaksi
dan berat jenis masing-masing unsur.
Metoda lain yang
dikembangkan yaitu dengan compound separation (pemisahan pengotor dengan
membuat paduan yang berbeda berat jenis). Perusahaan Kobe Steel Jepang telah
mencoba mengeliminasi Pb dari kuningan dengan menambahkan Ca dan penyaringan,
sedang cara teknisnya telah dipatenkan di Japan Paten. Namun demikian,
pengeliminasian Pb tersebut kurang efektif karena keberadaan pengotor Pb yang
berukuran kecil dan menyebar di dalam cairan.
Kelompok
peneletian penulis telah berhasil mengoptimalkan pengeliminasian Pb dari paduan
tembaga dengan menambahkan aggregation agents (pengikat unsur pengotor) Ca-Si
dan NaF. Sedangkan mekanisme pengeliminasian Pb dari paduan tembaga tersebut
telah ditemukan secara sederhana seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dengan
mendasarkan pada energi Gibb's. Teknik tersebut telah dipatenkan di Japan Paten
dan sedang diuji dalam sekala industri. Prinsip dasar proses eliminasi pengotor
pada paduan tembaga tidak berbeda dengan pada baja. Untuk itu, proses yang
telah dikembangkan pada paduan tembaga diyakinkan dapat diterapkan juga pada
baja.
Pada baja,
unsur-unsur pengotor tertentu dapat dieliminasi dengan mudah dengan penambahan
SiO2 dan CaO. Namun, mekanisme pengeliminasiannya masih belum banyak diketahui.
Ditambah lagi unsur-unsur pengotor seperti Co, Ni, Cu, Sn dan Pb masih belum
bisa dieliminasi dan menjadi masalah utama pada proses pengecoran baja dan besi
cor. Jika dapat ditemukan dan dihitung energi Gibb's reaksi masing-masing unsur
pengotor dengan aggregation agents-nya, maka mekanisme pengeliminasian
unsur-unsur pengotor dapat disimulasikan.
Aplikasi teknologi
daur ulang baja Permasalahan utama pengolahan bijih besi lokal ialah kandungan
pengotor seperti Ti dan V pada pasir besi yang berjumlah 170 juta ton, berada
di sepanjang pantai pulau Jawa. Ti dapat mengendap dan menempel di dinding tungku
terlebih dahulu saat proses reduksi, sehingga mengganggu proses pengecoran dan
memperburuk aliran cairan besi. Sementara itu, bijih besi laterit yang
berjumlah sekitar 1 milyar banyak mengandung Ni dan Co. Keberadaan Ni, Co dan
Cr pada baja dapat meningkatkan kekerasannya. Namun, keberadaannya dengan kadar
berlebih dapat menyebabkan kesulitan untuk membuat produk baja yang berbentuk
lempengan. Dengan kombinasi metoda bubbling dan compound separation, diyakinkan
bahwa unsur-unsur pengotor tersebut dapat dimurnikan. Pilihan aggregation
agents yang tepat dari mineral alam yang ada di Indonesia menjadi kunci solusi
pengolahan bijih besi mandiri dari bahan baku lokal. Pengolahan bijih besi
mandiri akan dapat menyajikan pasokan bahan baku baja untuk industri nasional
selama lebih dari 100 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar